Rukun Aqiqah Anak Bayi Menurut Syariat Islam
Rukun aqiqah dalam syariat Islam sangatlah penting.
Mayoritas ulama menghukumi rukun aqiqah dengan sunnah muakad, sunnah yang
mendekati wajib. Hal ini perlu diketahui bagi calon Ayah dan Bunda.
Pertama-tama kita bahas terlebih dahulu pengertian
rukun dalam pandangan ilmu Syariah.
Pengertian Rukun
Menurut kamus Bahasa Indonesia rukun
yaitu hal-perihal yang harus dipenuhi sebagai tuntutan syarat sahnya satu
pekerjaan atau amalan Ibadah. Maka implikasinya jika rukun tak dipenuhi,
amalan itu dianggap tak sah atau kurang berpahala.
Masih menurut kamus Bahasa Indonesia. Rukun merupakan
sendi dasar asas satu perbuatan. Misal contoh sederhanya yaitu rukum iman itu
semakna dengan dasar iman.
Maka dari itu bagi calon Ayah dan Bunda atau ikhwatu
iman yang baru menikah, sebaiknya mempersiapkan dalam menyambut kelahiran anak. Salah satunya yaitu dengan mempelajari
rukun aqiqah.
Runtutan Rukun dalam Aqiqah
Sudah umum diketahui masyarakat muslim, aqiqah adalah
bentuk rasa syukur karena Allah memberi amanah seorang anak yakni dengan
menyembelih domba atau
kambing. Lalu bagaimana runtutan rukun aqiqah yang sebaiknya dilakukan ketika
anak lahir.
Pertama: Perdengarkanlah suara adzan di
telinga kanan sang bayi ketika lahir
Memang tidak dalil naqli baik dalam Alquran dan sunnah
tentang memperdengarkan adzan pada bayi. Tapi, setidaknya ini bisa mengenalkan
suara adzan pada bayi.
Kedua: Perdengarkanlah suara ikomah di
telinga kiri ketika lahir
Sama seperti adzan tidak ada dalil naqli. Tapi
harapannya anak terbiasa mendengar ikomah dan kelak setelah dewasa tak pernah
meninggalkan shalat.
Baca Juga:
Ketiga: Membacakan doa di kedua
telinganya atau membacakan surah-surah pendek seperti al-Ikhlas ketika lahir
Dengan seringnya membacakan doa dan surah pendek ke
telinga sang bayi harapannya bisa membekas pada memory sang bayi dan membuatnya
menjadi pribadi shaleh di masa depan.
Keempat: Mengundang kerabat dan tetangga
dalam acara syukuran aqiqah
pada hari ke-7 kelahiran bayi
Undanglah kerabat dan tetangga supaya bisa mendoakan
sang bayi. Agar kelak menjadi pribadi shaleh/ah. Semakin banyak yang mendoakan
mudah-mudahan Allah mengijabah doa-doanya.
Kelima: Menyembelih domba atau kambing
atau sapi pada hari ke-7 kelahiran
Dalilnya:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: كُلُّ غُلاَمٍ رَهِيْنَةٌ بِعَقِيْقَتِهِ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَ يُحْلَقُ وَ يُسَمَّى
“Dari Samurah bin
Jundab dia berkata : Rasulullah bersabda : Setiap bayi tergadai dengan
aqiqahnya, disembelihkan (kambing) untuknya pada hari ke tujuh, dicukur dan
diberi nama.”
[Shahih, Hadits Riwayat Abu Dawud 2838, Tirmidzi 1552,
Nasa’I 7/166, Ibnu Majah 3165, Ahmad 5/7-8, 17-18, 22, Ad Darimi 2/81, dan
lain-lainnya]
Laki-laki dua ekor, perempuan satu ekor saja.
Dalilnya:
أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَهُمْ عَنْ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ وَعَنْ الْجَارِيَةِ شَاةٌ
Dari Aisyah dia berkata : Rasulullah bersabda : “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua
kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.”
[Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251),
Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163), dengan sanad hasan]
Keenam: Mencukur habis rambut bayi untuk
kemudian ditimbang
Selepas menyembelih domba aqiqah maka
rukun aqiqah selanjutnya yaitu mencukur rambut. Kemudian ditimbang agar
disamakan dengan perak. Lalu uangnya disedekahkan pada fakir atau miskin.
Ketujuh: Memberi nama yang baik, karena
nama adalah doa. Dalam bahasa agama disebut Tasmiyah
Sebagaimana dalil hadis di atas. Pada hari ke-7 dari
kelahiran. Berilah bayi nama yang baik, nama-nama para sahabat, nama-nama
ulama, nama-nama orang saleh dalam Al-Quran.
Kedelapan: Sedekah
Rukun aqiqah selanjutnya yaitu menyedekahkan uang
hasil mencukur
rambut bayi yang kemudian nilainya disamakan timbangan perak.
Kesembilan: Bagikan daging aqiqah
utamanya pada fakir miskin
Daging hasil aqiqah bisa dibagikan pada sanak saudara
dan tetangga. Lebih baik lagi dibagikan pada yang membutuhkan seperti anak-anak
yatim dan kaum dhuafa.
Penutup
Demikian runtutan penjelasan mengenai rukun aqiqah.
Kami merekomendasikan untuk bertanya langsung pada
fuqaha atau ustadz yang mengerti hukum-hukum Islam
agar tidak keliru dalam melaksanakan rukun aqiqah ini. Wallahu Alam
https://aqiqahnurulhayat.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar