Kursor Blog

Kamis, 16 Maret 2023

Adab Sebelum Safar

 Adab Sebelum Safar

Safar seringkali dilakoni oleh masyarakat. Di Indonesia, sebelum Hari Raya Idul Fitri atau saat liburan panjang, biasanya masyarakat Indonesia berbondong-bondong mudik untuk silaturahim atau liburan. Namun, ada adab yang harus diperhatikan sebelum memulai safar.

Ketika hendak melakukan perjalanan jauh atau safar, banyak pembekalan yang harus dipersiapkan. Hal ini dilakukan demi menjamin kebutuhan selama perjalanan dan saat sampai tujuan.

safar

1.Menyelesaikan semua urusan antar manusia

Urusan antara manusia seperti hutang, pengembalian amanah, pengembalian barang pinjaman, dan lain sebagainya. Hal tersebut dilakukan agar manusia tidak memiliki beban apapun ketika Allah memanggilnya secara tiba-tiba.

menyelesaikan berbagai persengketaan, seperti menunaikan utang pada orang lain yang belum terlunasi sesuai kemampuan, menunjuk siapa yang bisa menjadi wakil tatkala ada utang yang belum bisa dilunasi, mengembalikan barang-barang titipan, mencatat wasiat, dan memberikan nafkah yang wajib bagi anggota keluarga yang ditinggalkan.Hal-hal ini perlu disiapkan karena kita tidaklah tahu ajal kita kapan menjemput. Boleh jadi saat safar, malaikat maut datang menjemput. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“ Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ” (QS. Luqman: 34)

2. sholat taubah

jika sudah bulat melakukan perjalanan, maka perbanyaklah taubat yaitu meminta ampunan pada Allah dari segala macam maksiat, mintalah maaf kepada orang lain atas tindak kezholiman yang pernah dilakukan, dan minta dihalalkan jika ada muamalah yang salah dengan sahabat atau lainnya.

3. tidak melakukan safar sendiri

mencari teman perjalanan yang baik. Carilah orang yang mengerti agama sebagai teman di perjalanan. Karena hal itu merupakan salah satu faktor yang membuat kita diberi petunjuk oleh Allah dan juga menyebabkan diri terjaga dari berbuat kesalahan selama dalam perjalanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamb bersabda,

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“ Seseorang itu akan mengikuti agama teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaklah kalian memperhatikan siapa yang akan kalian jadikan sebagai teman dekat. ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِىٌّ

Janganlah engkau berteman melainkan dengan orang yang beriman. Hendaklah yang menikmati makananmu hanyalah orang yang bertakwa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan teman yang baik laksana orang yang membawa minyak wangi sedangkan teman yang jelek diperumpamakan seperti pande besi. 8

4. Membaca doa ketika mendapati tempat yang tinggi atau tempat yang rendah.

Di antara adab di dalam safar ataupun berkendaraan, jika seseorang menaiki tempat yang tinggi, maka hendaknya dia bertakbir. Jika mendapati tempat yang menurun, maka hendaknya bertasbih.

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma berkata,

كُنَّا إِذَا صَعِدْنَا كَبَّرْنَا، وَإِذَا نَزَلْنَا سَبَّحْنَا

“Jika kami mendapati jalan naik, maka kami bertakbir dan jika mendapati jalan turun, maka kami bertasbih.”

Para ulama menjelaskan bahwa di antara hikmahnya adalah ketika seseorang menaiki tempat yang tinggi atau naik di dalam kendaraan yang bagus atau kendaraan yang mampu membawanya ke tempat yang tinggi, lalu dia akan merasa lebih tinggi, maka hendaknya dia ingat bahwa ada Dzat yang lebih tinggi yaitu Allah ﷻ. Allah ﷻ Maha Besar dan Maha Tinggi dari segalanya. Adapun ketika tasbih ketika dia menuruni jalan, sebagaimana kisah Nabi Yunus ‘alaihissalam ketika berada di perut ikan, dengan tasbihnya Allah ﷻ menyelamatkannya dari kegelapan yang bertumpuk-tumpuk.

5.Berdoa ketika singgah pada suatu tempat yang asing.

Barang siapa yang bersafar dan singgah dalam suatu tempat, maka hendaknya berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad ﷺ,

أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan.

Alangkah baiknya seseorang ketika singgah di dalam suatu tempat mengucapkan doa tersebut. Bisa saja seseorang singgah di dalam tempat peristirahatan yang asing baginya, sehingga ada saja orang-orang atau hewan-hewan yang akan mencelakainya. Dengan membaca doa tersebut Allah ﷻ akan melindunginya.

Senin, 13 Maret 2023

Jabal Rahmah Bukit Kasih Sayang

 Jabal Rahmah Bukit Kasih Sayang

Jabal Rahmah atau gunung kasih sayang menjadi monumen cinta untuk ‘ngalap berkah’. Tempat tersebut dipercaya menjadi lokasi bertemunya Adam dan Hawa setelah tobat mereka diterima dan dipertemukan kembali. Buah cinta mereka melahirkan anak-anak Adam yang kini memenuhi penjuru dunia.Terdapat beberapa kisah yang indah di latari oleh tempat bersejarah ini

jabalrahma

1. Pertemuan Adam dan Hawa

Dalam Alquran surah Thaha disebutkan, Adam dan Hawa diusir dari surga karena telah melanggar ketentuan Allah, yakni jangan memakan buah khuldi.

Tindakan Adam dan Hawa itu pun akibat keduanya terpedaya bujuk rayu iblis. Makhluk terkutuk itu telah membisikkan pikiran jahat kepada mereka dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan padau pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS Thaha ayat 120).

Dilihat dari Sejarah, bukit ini diyakini sebagai Lokasi Pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka dipisahkan dan diturunkan dari Syurga oleh Allah SWT.

Selama bertahun-tahun Nabi Adam dan Siti Hawa setelah melakukan kesalahan memakan buah khuldi yang terlarang diturunkan oleh Allah ke dunia. Berdasarkan kajian para Ulama, dilasir dari ‘Haji dari Masa ke Masa’, kemungkinan Nabi Adam diturunkan di negeri India, sedangkan Hawa diturunkan di Irak.

Setelah keduanya bertaubat untuk memohon ampun, akhirnya atas ijin Allah SWT mereka dipertemukan di Puncak Bukit Jabal Rahmah ini. Setelah pertemuan tersebut, Nabi Adam dan Hawa melanjutkan hidup mereka dan melahirkan anak-anak keturunannya sampai sekarang.

2. Mimpi Nabi Ibrahim

Nabi Ibrahim sangat mencintai kedua buah hatinya. Namun, pada suatu malam saat Nabi Ibrahim tertidur, beliau mengalami sebuah mimpi yang merupakan ujian yang sangat berat untuk menguji keimanannya. Dalam mimpi itu, Allah SWT memerintahkan beliau untuk melakukan sebuah pengorbanan, yaitu dengan menyembelih leher anaknya, Ismail.

Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. Ash Shaffat ayat 102).

Nabi Ibrahim merasa gundah dan ragu apakah mimpi tersebut datang dari Allah atau tidak. Kemudian Allah menunjukkan lewat mimpi yang sama hingga tiga kali. Dengan begitu Nabi Ibrahim semakin yakin kalau mimpi itu berasal dari Allah dan menyadarinya saat berada di Jabal Rahmah.

3.Wahyu Terakhir

Rasulullah SAW pernah berdakwah di Jabal Rahmah yang menjelaskan kesempurnaan agama Islam. Kabar tersebut disambut gembira oleh umat Muslim.Namun tidak dengan kedua sahabat beliau, Umar bin Khattab dan Abu Bakar Shidiq. Keduanya justru menangis karena memiliki firasat akan ditinggalkan Rasulullah.

Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW, tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam Al Quran surah Al Maidah ayat 3, “…Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”

Kamis, 09 Maret 2023

Sejarah Kiblat Pertama Umat Islam, Masjidil Aqsa

 Sejarah Kiblat Pertama Umat Islam, Masjidil Aqsa

Masjidilaqsa atau Masjid Al-Aqsa (bahasa Arab: المسجد الاقصى) arti harfiah “masjid terjauh” juga disebut dengan Baitulmaqdis atau Bait Suci, Al Haram Asy Syarif, Bukit Bait adalah nama sebuah kompleks seluas 144.000 meter persegi yang berada di Kota Lama Yerusalem.

Kompleks ini menjadi tempat yang disucikan oleh umat Islam, Yahudi, dan Kristen. Tempat ini sering dikelirukan dengan Jami’ Al-Aqsha atau Masjid Al-Qibli. Jami’ Al-Aqsha adalah masjid berkubah biru yang menjadi bagian dari kompleks Masjidilaqsa sebelah selatan, sedangkan Masjidilaqsa sendiri adalah nama dari kompleks tersebut, yang di dalamnya tidak hanya terdiri dari Jami’ Al-Aqsha (bangunan berkubah biru) itu sendiri, tetapi juga Kubah Shakhrah (bangunan berkubah emas) dan berbagai situs lainnya.

Dalam sudut pandang umat Muslim, Nabi Muhammad diangkat ke Sidratulmuntaha dalam peristiwa Isra Mikraj dari tempat ini setelah sebelumnya dibawa dari Masjidilharam di Makkah. Masjidilaqsa juga menjadi kiblat umat Islam generasi awal hingga tujuh belas bulan setelah hijrah sampai kemudian dialihkan ke Ka’bah di Masjidilharam.

Sedangkan menurut kepercayaan Yahudi, tempat yang sekarang menjadi Masjidilaqsa juga dipercaya menjadi tempat berdirinya Bait Suci pada masa lalu. Berdasarkan sumber Yahudi, Bait Suci pertama dibangun oleh Sulaiman (Salomo) putra Daud (Daud) pada tahun 957 SM dan dihancurkan Babilonia pada 586 SM. Bait Suci kedua dibangun pada tahun 516 SM dan dihancurkan oleh Kekaisaran Romawi pada tahun 70 M. Umat Yahudi dan Kristen juga percaya bahwa peristiwa Ibrahim (Abraham) yang hendak menyembelih putranya, Ishak, juga dilakukan di tempat ini. Masjidilaqsa juga memiliki kaitan erat dengan para nabi dan tokoh Bani Israel yang juga disucikan dan dihormati dalam ketiga agama.

Pada masa kepemimpinan Dinasti Umayah, para khalifah memerintahkan berbagai pembangunan di kompleks Masjidilaqsa yang kemudian menghasilkan berbagai bangunan yang masih bertahan hingga saat ini, di antaranya adalah Jami’ Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah. Kubah Shakhrah sendiri diselesaikan pada tahun 692 M, menjadikannya sebagai salah satu bangunan Islam tertua di dunia.

Saat kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama pada tahun 1099, pengelolaan Masjidilaqsa lepas dari tangan umat Islam. Jami’ Al-Aqsha diubah menjadi istana dan dinamakan Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo), sedangkan Kubah Shakhrah diubah menjadi gereja dan dinamakan Templum Domini atau Kuil Tuhan. Masjidilaqsa menjadi salah satu lambang penting di Yerusalem dan gambar Kubah Batu tercetak dalam koin yang dikeluarkan oleh Kerajaan Kristen Yerusalem. Masjidilaqsa dikembalikan fungsinya, seperti semula setelah umat Islam berhasil mengambil alih kepemimpinan kompleks ini pada masa Shalahuddin Al-Ayyubi. Setelah itu, umat Islam mengelola Masjidilaqsa sebagai wakaf tanpa gangguan hingga pendudukan Israel atas Yerusalem pada 1967.

Sebagai bagian dari Kota Lama Yerusalem, pihak Israel dan Palestina masing-masing menyatakan sebagai pihak yang lebih berhak dalam mengelola Masjidilaqsa, dan ini menjadi salah satu titik permasalahan utama Konflik Arab-Israel. Untuk menjaga kompleks ini berada dalam status quo, pemerintah Israel menetapkan larangan untuk ibadah bagi umat non-Islam di tempat ini.

Sejarah Masjid Al Aqsa atau Masjidil Aqsa begitu panjang. Terlebih masjid tersebut pernah menjadi arah kiblat pertama umat Islam sebelum bergeser seperti sekarang ke Mekkah. Bagi umat Islam, Al Aqsa menyimpan keistimewaan tersendiri bahkan sampai saat ini masjid tersebut masih aktif digunakan meski kerap diperebutkan oleh Israel dan Palestina.

Ketika itu, salah satu Rasul utusan Allah yakni Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke langit untuk menerima wahyu perihal perintah salat. Peristiwa penting tersebut dikenal umat Islam sebagai perjalanan Isra Mikraj yang terus diperingati setiap tahunnya.

Konon sejarahnya, bangunan asli Masjid Al Aqsa memang sudah tidak ada karena pada abad ke-6 pernah terjadi gempa bumi di kawasan Jazirah Arab yang menghancurkan masjid itu. Tapi masjid terpenting di dunia dan bersejarah tersebut kembali dibangun pada zaman dinasti Umayyah. Kemudian di era dinasti Abbasiyah, Al Aqsa direstorasi kembali dengan gaya arsitektur bangunan mengikuti abad pertengahan.

Di sekitar kompleks Masjid Al Aqsa terdapat beberapa situs suci bersejarah lain yang masih dilestarikan. Di antaranya ada Jami Al Aqsa yaitu bangunan berkubah biru dan Kubah Shakhran dengan kubah emas.

sejarah masjidil aqsa

Al Aqsa, Situs Sejarah Tiga Agama

Sejarah Masjid Al Aqsa masih berlanjut karena situs suci tersebut pada zaman dulu menjadi simbol toleransi antarumat Islam, Kristen, dan Yahudi. Bagi umat Islam, Al Aqsa menjadi saksi sejarah penting atas perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad mendapat wahyu Allah. Sementara dari sudut pandang umat Yahudi, Masjidilaqsa merupakan Baitulmaqdis atau Bait Suci.

Begitu juga menurut umat Kristen, situs suci itu menjadi lokasi bersejarah dari peristiwa Ibrahim (Abraham) ketika hendak menyembelih putranya yaitu Ishak. Meski agama Islam menguasai kota Yerusalem, umat Nasrani yang tinggal di sana pada zaman dulu tetap bisa menjalani kehidupan damai karena toleransi di antara umat beragama yang tinggi.

Selain itu, pemegang kepercayaan Nasrani pun bebas melakukan serangkaian tradisi keagamaan mereka tanpa adanya perselisihan. Sampai saat ini kota religius Yerusalem masih tetap menjadi destinasi favorit tujuan tempat beribadah umat Islam, Kristen, maupun Yahudi.

Baca juga : Budaya dan Tradisi Unik Arab Saudi

Keadaan Al Aqsa Masa Kini

Konflik antara Israel dan Palestina terkait status kepemilikan Masjid Al Aqsa dan situs suci di sekitarnya memang masih terus berlanjut sampai sekarang. Bentrok yang berlangsung antara Israel dan Palestina sudah terjadi berulang-ulang kali bahkan tak dapat terhindarkan.

Pada 1996 lalu sempat berlangsung ketegangan selama beberapa hari yang menewaskan puluhan orang dan berlanjut sampai tahun 2000-an. Kemudian konflik pada 2017 juga kembali terjadi usai tiga orang Arab-Israel melepas tembakan ke polisi Israel di kawasan Masjid Al Aqsa sehingga harus ditutup sementara.

Berlanjut ke masa pandemi 2020, Masjid Al Aqsa ditutup mengikuti peraturan pembatasan pemerintah untuk mengurangi tingkat penyebaran virus Covid-19. Di Ramadan 2021, Al Aqsa jadi lokasi bentrok jemaah Muslim dan polisi Israel. Ketegangan berlangsung 11 hari antarkelompok Hamas yang menguasi Jalur Gaza dan Israel.

Mengutip Al Jazeera, kompleks Masjid Al Aqsa di tahun 2022 menjadi tempat berkumpulnya sejumlah umat Islam untuk merayakan salat Idulfitri 1443 H. Suasana sekitar Al Aqsa dijelaskan kondusif, aman, nyaman, sehingga para jemaah yang beribadah dan berziarah lebih khidmat.

Itulah serangkaian sejarah Masjid Al Aqsa yang berdiri sejak zaman kerasulan dan sampai sekarang masih digunakan umat Islam untuk beribadah.


Selasa, 07 Maret 2023

BPJS Syarat untuk Umroh

 BPJS Syarat untuk Umroh

BPJS Syarat untuk Umroh, nyatakah adanya? Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mewajibkan jemaah umrah dan haji khusus menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan. Direktur Umrah dan Haji Khusus Kemenag Nur Arifin menyampaikan, keputusan itu untuk mendukung JKN. “Kita menjalankan Inpres Nomor 1 Tahun 2022 dalam rangka mendukung JKN,” kata Nur Arifin.

BPJS Syarat untuk Umroh

dapun kewajiban itu diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1456 Tahun 2022 tentang Persyaratan Kepesertaan Program JKN dalam Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umroh dan Haji Khusus. Kewajiban ini diputuskan dalam poin pertama beleid. “Memutuskan bahwa pelaku usaha dan pekerja pada Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Haji Khusus harus terdaftar sebagai peserta aktif dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).” demikian isi KMA yang ditandatangani oleh Menag pada 21 Desember 2022 itu.

Pendaftaran sebagai peserta BPJS aktif dibuktikan dengan dokumen yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

 

BPJS Syarat untuk Umroh

 

Sementara itu, jemaah haji khusus yang belum terdaftar sebagai peserta program JKN sebelum keputusan ditetapkan wajib menjadi peserta aktif pada saat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Khusus. “Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah melakukan pembinaan dan pemantauan terhadap PPIU dan PIHK atas pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional,” demikian isi beleid.

 

Kritik

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 1456 Tahun 2022 tentang Persyaratan Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Penyelenggaraan Umrah dan Haji Khusus menuai banyak kritik.

KMA 1456/2022 tersebut dinilai diskriminatif dan mempersulit calon jemaah untuk menunaikan impian mereka, melaksanakan ibadah ke Tanah Suci.

 

BPJS Syarat untuk Umroh

 

Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus pada Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Nur Arifin akhirnya memberikan respon atas kritik-kritik tersebut.

Ia memahami jika aturan tersebut mungkin saja sulit diterima oleh calon jemaah maupun para pelaku Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).

Namun karena itu dasarnya adalah Instruksi Presiden [Inpres Nomor 1/2022], maka Kemenag wajib menjalankannya.

“Persyaratan tambahan bagi calon jemaah umrah dan haji khusus agar menjadi peserta aktif BPJS Kesehatan adalah dalam rangka menyukseskan Program JKN. Manfaatnya adalah apabila jamaah sakit, maka kesehatannya bisa dijamin oleh BPJS Kesehatan,” terang Nur Arifin, Senin (9/1/2023).

Minggu, 05 Maret 2023

Raudhah Taman Surga dan keutamaan beribadah

 Raudhah Taman Surga dan keutamaan beribadah

Raudhah dan Makam Nabi Muhammad SAW yang terletak di area Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, tak luput dari kunjungan jemaah haji maupun umrah. Saban hari, tempat tersebut ramai dikunjungi peziarah. Selain salat Arba’in di Masjid Nabawi, para jemaah haji tentunya tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk berkunjung ke sana dan makam Rasulullah. Ini meski diberlakukan tasreh mulai tahun ini.

Kekinian, untuk memasuki tempat itu, para jemaah haji memang memerlukan tasreh yang dikoordinasikan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji. Peraturan surat izin itu baru diberlakukan pada musim ibadah haji 2022.

Raudhah merupakan sebuah sudut tempat di dalam Masjid Nabawi yang keberadaannya ditandai dengan tiang-tiang putih, jika mengacu pada keadaan awalnya, tempat ini berada diantara Rumah Nabi (sekarang Makam Rasulullah SAW) sampai mimbar. Sedikit info untuk Anda, panjang raudhah dari arah timur ke barat sepanjang 22 meter dan 2 meter luas dari utara ke selatan. Dipercaya bahwa tempat ini merupakan salah satu tempat yang mustajab untuk memanjatkan do’a.

Sejarah Raudhah

Raudhah dari segi bahasa berarti taman, dalam salah satu hadistnya, Rasulullah bersabda, “antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.”

Rasulullah Muhammad SAW sendiri yang memberi nama tempat tersebut Raudhatul Jannah atau berarti Taman Surga. Pada masa lalu, area Raudhah tepatnya ada di luar Masjid Nabawi atau secara spesifik berada di antara rumah Nabi dan mimbar di masjid. Namun sekarang seiring perluasan Masjid Nabawi yang telah dilakukan tidak hanya sekali, namun sudah beberapa kali, lokasi raudhah saat ini ada dalam area masjid.

Pada masa Rasulullah masih hidup, beliau sering duduk untuk membacakan wahyu dan mengajarkannya kepada para sahabatnya di Raudhah. Nabi Muhammad pernah bersabda, “Antara kamarku dan mimbarku terletak satu bagian dari taman surga.”

Sedangkan kamar yang dimaksud itu, sekarang menjadi tempat pemakaman Nabi, sesuai wasiatnya yang mengatakan, “Tidak dikuburkan seorang Nabi, kecuali di tempat di mana dia meninggal.”

promo umroh

Keutamaan beribadah di Raudhah

Mengutip buku Keajaiban Masjid Nabawi karya M. Irawan, Raudhah merupakan tempat yang mulia. Di tempat inilah Rasulullah SAW beribadah, memimpin sholat, menerima wahyu, dan juga tempat ibadah para sahabat Nabi SAW.

Umat Islam disunnahkan untuk memperbanyak ibadah di Raudhah. Merangkum berita detikhikmah detikcom, beberapa ibadah yang dapat dilakukan seperti sholat baik wajib maupun sunnah, zikir, dan i’tikaf.

Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim bersabda:

صَلاَةٌ فِي مَسْجِدِي هَذَا خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ، إِلَّا المَسْجِدَ الحَرَام

Artinya: “Satu sholat di masjid saya (Masjid Nabawi) ini lebih baik daripada seribu sholat di tempat lain, kecuali Masjidil Haram.”

Kamis, 02 Maret 2023

Perbedaan Haji dan Umroh

 Perbedaan Haji dan Umroh

Sebelum membahas hal itu kita akan membahas definisi keduanya terlebih dahulu. Mengutip buku Ensiklopedia Fiqih Haji dan Umroh oleh Agus Arifin, haji secara bahasa adalah الْقَصْدُ yang artinya adalah sengaja. Menurut istilah, haji berarti niat menuju Baitul Haram dengan amal-amal yang khusus, atau juga diartikan dengan menyengaja mengunjungi Ka’bah dengan niat beribadah dalam waktu, syarat, dan cara tertentu.

Adapun umrah, dalam buku Inti Fiqih Haji dan Umrah yang merupakan terjemah dari Kitab Al-Manasik al-Shughra li Qashid Umm al-Qura karya Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari. secara bahasa adalah زِياَرَةُ atau Ziarah, dan menurut istilah adalah menziarahi Ka’bah untuk melakukan amalan-amalan.

وَاَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلّٰهِ ۗ

Artinya: “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah…”

Serta dalam firman Allah surah Al-Baqarah ayat 158:

اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ

Artinya: “Sesungguhnya Safa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.

Hukum Haji dan Umrah

Berdasarkan terjemahan kitab KH Hasyim Asy’ari di atas, hukum haji dan umrah sendiri adalah sebagai berikut :

  • Fardhu ‘ain, bagi mereka yang belum pernah melaksanakan haji dengan (memenuhi) syarat-syaratnya.
  • Fardhu kifayah, bagi umat islam secara umum untuk meramaikan Ka’bah setiap tahunnya.
  • Sunnah, seperti hajinya budak dan anak-anak.
  • Haram, apabila ia berhaji namun mendatangkan bahaya yang besar bagi seseorang.

Baca juga : Tata Cara Umroh Mulai Dari Ihram Hingga Tahallul

Perbedaan Haji dan Umrah

Dalam hal syarat, ibadah haji dan umroh memiliki syarat yang sama di antara keduanya. Namun mengutip buku Fiqih Umroh oleh Muhammad Ajib, ibadah haji dan umroh menjadi ibadah yang hampir mirip pada beberapa cara pelaksanaannya. Namun, keduanya memiliki beberapa perbedaan yang harus kita ketahui, diantaranya adalah:

Waktu Haji dan Umrah

Perbedaan yang pertama adalah dari waktu pelaksanaan. Sudah jelas bahwa ibadah haji hanya bisa dilakukan ketika bulan haji saja (Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah). Namun ibadah umrah bisa dilakukan kapan saja, bahkan ketika di bulan haji, umroh boleh dilakukan.

Durasi Haji dan Umrah

Kemudian, perbedaan selanjutnya adalah berdasarkan durasi pelaksanaan. Ritual pada ibadah haji, biasanya membutuhkan waktu yang lama. Paling tidak dilakukan selama 4 atau 5 hari. Pelaksanaannya dimulai sejak tanggal 9 Dzulhijjah sampai tanggal 13 Dzulhijjah. Sementara untuk ritual ibadah umroh, hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua sampai tiga jam.

Jumlah Rukun

Selanjutnya, sah atau tidaknya ibadah haji dan umroh, adalah bergantung pada rukunnya. Apabila terpenuhi semua rukun-rukun ibadahnya, maka ibadah tersebut dianggap sah. Adapun rukun dari kedua ibadah tersebut memiliki perbedaan, yaitu:

Rukun Haji

1. Ihram
2. Wukuf di Arafah
3. Thawaf
4. Sa’i antara bukit Shafa Marwah
5. Mencukur rambut
6. Tertib rukun

Rukun umroh

1. Ihram
2. Thawaf
3. Sa’i antara Shafa dan Marwah
4. Mencukur rambut
5. Tertib rukun